By Yulius Eka Agung Seputra,ST,MSi
Frederick W.Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah.
Taylor percaya bahwa dengan memaksimalkan produktivitas akan memaksimalkan
keuntungan perusahaan dan pendapatan bagi karyawan. Manajemen dengan cepat
berubah menjadi manajemen ilmah. Namun, satu persatu buruh menentangnya karena
hal ini dianggap tidak berperikemanusiaan. Standar Penampilan. Perhatian Taylor
ditujukan pada tingkat pekerja dalam organisasi. Ia menganjurkan penggunaan
standar penampilan, yaitu pencapaian tingkat produktivitas pekerja yang
diharapkan. Walaupun bukan dalam wilayah kerja Taylor, gagasan standarnya ini
dapat diterapkan juga dalam manajemen. Jika pekerja dan manajer memenuhi
standarnya, maka perusahaan akan dapat mencapai tujuannya. Tujuan adalah suatu
yang ingin dicapai oleh perusahaan atau unit organisasi. Standar adalah ukuran
penampilan yang jika dipenuhi, akan menghasilkan tujuan yang dicanangkan.
Sebagai contoh tujuan penyejuk ruangan atau AC adalaaah untuk kenyamanan
manusia. Sedangkan standart adalah setting pengaturan udara yang membuat
ketetapan suhu yang diterima. Tujuan perusahaan dan unitnya cenderung berupa
statement yang luas dan umum. Standar dapat ditetapkan dalam perusahaan, unit
organisasinya, dan bahkan pada tiap karyawannya. Standar harus dinyatakan dalam
kalimat yang jelas dan dapat diukur sehingga tingkat penapaiannya dapat diukur.
TEORI PRILAKU
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu
perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada
orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku
The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan
memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x
atau teori y.
A. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah
makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil
untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan
hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam
serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia
seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu
diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta
pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki
kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan
prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan
segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Ini adalah salah satu teori kepemimpinan yang masih banyak
penganutnya. Menurut McGregor, organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang
sentralisasi dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia
namakan Theori X dan Teori.Y.
Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih
suka diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan
keamanan atas segalanya. Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor ini
bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah :
1. Tidak menyukai bekerja
2. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab,
dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah
3. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi
masalah-masalah organisasi.
4. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
5. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk
mncapai tujuan organisasi..
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka
McGregor memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori
Y ini menyatakan bahwa orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat
dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X. Secara keseluruhan asumís
teori Y mengenai manusia adalah sbb :
1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat
memberikan kepuasan lepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan
aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada
perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak
bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan
persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh
karyawan.
4. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan
sosial, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan
fisiologi dan keamanan.
5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam
bekerja jika dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, McGregor menyatakan
selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan
tali pengendali dengan memberikan desempatan mengembangkan potensi yang ada
pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk
mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar