by Yulius eka Agung Seputra,St,MSi
Diperkenalkan pada tahun 1954 oleh Peter Druker, “ the
pratice of management “ .MBO merupakan penetapan prosedur formal atau semi
formal, yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan oleh kegiatan
(langkah), sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan.
Istilah management by objective
- Manajemen berdasarkan sasaran
- Manajemen berdasarkan hasil
- Management by results
- Goals management
- Work planning and review
- Goals and controls
- Joint target setting
Esensi dari MBO adalah
1. Penetapan tujuan-tujuan umum oleh para manajer dan bawahan
yang berkerja sama
2. Penentuan bidang tanggung jawab utama setiap individu
dirumuskan dengan jelas dalam bentuk hasil-hasil yang dapat diukur.
3. Penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai pedoman
pengoperasian satuan kerja dan penilaian sumbagan masing-masing anggota.
Peter Drucker menekankan pada hubungan tujuan individu dan
tujuan umum, penerapan MBO adalah untuk mencapai efisiensi operasi seluruh
organisasi melalui operasi yang efisien dan integrasi bagian-bagiannya.
Sukses penerapan MBO didasarkan pada dua hipotesa :
1. Bila seseorang melekat secara kuat pada suatu tujuan, dia
akan bersedia mengeluarkan usaha lebih untuk meraihnya dibandingkan bila
seseorang tidak merasa terikat.
2. Kapan saja seseorang memperkirakan sesuatu akan terjadi,
dia akan melakukan apa saja untuk membuatnya terjadi.
Tujuan dapat diukur secara :
1. Kuantitatif : Volume produksi, laba, biaya
2. Kualitatif : Rencana pemasaran, hubungan langganan
Unsur-unsur umum atau aspek-aspek pokok proses MBO yang
efektif :
1. Komitmen pada program
2. Penetapan tujuan manajemen puncak
3. Tujuan-tujuan perseorangan
4. Partisipasi
5. Otonomi dalam implementasi rencana
6. Peninjauan kembali prestasi
Proses MBO
-Atasan dan bawahan Atasan dan bawahan Atasan dan bawahan
berdiskusi dan membiarkan berdiskusi dan
menca- penyetujui tujuan-tujuan carakan tanggungjawab pai persetujuan tentang
pelaksanaan tertentu yang penting jabatan atasan komponen-komponen dapat diukur
untuk bawahan kunci efektifitas jabatan bawahan
Seperti motto dibawah ini:
-Atasan dan bawahan Atasan dan bawahan bertemu
-bertemu untuk meninjau secara periodic untuk bersa –
-kembali tingkat prestasi ma-sama mengevaluasi kema
-bawahan keseluruhan juan bawahan (tahunan atau ½ tahunan)
Kekuatan MBO
Henry L. Tosi dan Stephen J. Carroll, “ Managerial reaction
to management by objectives ” dan James A.F. Stoner, mengemukakan kekuatan
progam MBO :
1. Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan
dari mereka
2. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer
menetapkan tujuan dan sasaran
3. Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan
4. Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada
tujuan organisasi
5. Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui
pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu (bawahan mengetahui kualitas
pekerjaan mereka dalam hubunganya dengan tujuan organisasi)
Kelemahan MBO
1. Kelemahan yang melekat pada proses MBO, yaitu komsumsi
waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik
MBO.
2. Kelemahan yang seharusnya tidak ada tetapi sering dijumpai
dalam pengembangan dan implementasi program MBO. Kategori kedua menyangkut
beberapa masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :
1. Gaya dan dukungan manajemen
2. Penyesuaian dan perubahan
3. Keterampilan-keterampilan antar pribadi
4. Deskripsi jabatan
5. Penetapan dan pengkoordinasian tujuan
6. Pengawasan metode pencapaian tujuan
7. konflik antara kretivitas dan MBO
Membuat MBO Efektif
Unsur – unsur yang diperlukan bagi efektivitas MBO yang
diperlukan oleh manajer tingkat atas, menurut Henry L. Tosi dan Stephen J.
Carroll, “ Managerial reaction to management by objectives ” adalah :
1. Mendidik dan melatih manajer
2. Merumuskan tujuan secara jelas
3. Menunjukan komitmen manajemen puncak secara kontinyu
4. Membuat umpan balik efektif
5. Mendorong partisipasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar